Mencari Rasio Imbal Hasil terhadap Risiko yang Cocok untuk Anda

Mencari Rasio Imbal Hasil terhadap Risiko yang Cocok untuk Anda

"Penting bukanlah apakah kamu benar atau salah, tetapi berapa banyak uang yang kamu dapat ketika kamu benar dan berapa banyak yang kamu rugi ketika kamu salah." - George Soros Kenalkanlah Alex. Kinerja trading Alex selama ini terbilang bergejolak dan ia sedang mencari cara untuk mencapai konsistensi profitabilitas. Setelah mencari informasi di forum-forum terkait trading, Alex menemukan istilah "rasio risiko-keuntungan (R:R)" dan diajari oleh trader lain bahwa menggunakan rasio R:R yang tinggi akan meningkatkan peluangnya untuk mendapatkan profit. Ia mencobanya dalam trading long EUR/USD dan menargetkan 50 pip dengan stop loss sebesar 25 pip. Sayangnya, pasangan mata uang tersebut hanya bergerak 30 pip ke arah yang menguntungkan sebelum akhirnya kembali turun ke level stop loss awal. Berpikir bahwa stop loss yang digunakan terlalu ketat, Alex merevisi strateginya dengan memperlebar target dan stop loss-nya. Kini ia menargetkan 150 pip dengan stop loss sebesar 50 pip. Namun, karena Alex bukanlah seorang trader yang baik, ia salah mengantisipasi momentum ke atas EUR/USD dan pasangan mata uang tersebut hanya bergerak 55 pip lebih tinggi sebelum kembali turun ke area entry-nya dan akhirnya dia hanya berhasil mendapatkan 5 pip saja. Apakah kisah Alex terdengar familiar bagi Anda? Jika iya, jangan khawatir. Hal ini cukup umum bagi trader pemula maupun profesional untuk menggunakan stop loss dan target yang lebar untuk meningkatkan peluang mereka agar benar. Namun, seperti yang terlihat pada contoh di atas, strategi ini juga dapat merugikan akun trading Anda. Ingatlah bahwa rasio risiko-keuntungan adalah perbandingan antara risiko potensial Anda (jarak dari entry ke stop loss) dan potensi keuntungan Anda (jarak dari entry ke target profit). Dalam contoh di atas, Alex awalnya menggunakan rasio risiko 2:1 sebelum meningkatkan menjadi rasio R:R 3:1. Jika trading terakhir berhasil, Alex akan mendapatkan pip tiga kali lebih besar dari apa yang ia pertaruhkan. Daya tarik utama dari rasio risiko yang tinggi adalah meningkatkan harapan trading Anda, atau jumlah yang Anda dapatkan (atau rugi) per trade. Ini berarti bahwa setiap kali mengalami kerugian, Anda hanya perlu benar beberapa kali untuk menutupi kerugian dari trading lainnya. Sayangnya, banyak trader menggunakan rasio risiko yang tinggi untuk menutupi eksekusi trading yang buruk. Hal ini merupakan masalah karena tidaklah mudah untuk membuat rasio risiko bekerja untuk Anda sejak awal. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah, menargetkan profit yang lebih tinggi artinya harga harus bergerak lebih jauh dibandingkan dengan setup dengan rasio risiko yang lebih rendah. Di sisi lain, menggunakan stop loss yang terlalu ketat akan membuat Anda keluar terlalu cepat dan terlalu sering, yang tidak dapat berkelanjutan. Maka, bagaimana cara menemukan rasio R:R yang cocok untuk Anda? Meskipun tidak ada 'Holy Grail' untuk menemukan rasio risiko-keuntungan yang sempurna, langkah awal yang baik adalah melihat win rate Anda. Tidak masuk akal bukan? Sebelum Anda mengharapkan rasio risiko bekerja untuk Anda, Anda harus terlebih dahulu memastikan bahwa Anda BISA memenangkan cukup sering untuk akhirnya mencapai potensi keuntungan tersebut. Sebagai contoh, menggunakan rasio risiko 1:1 berarti potensi keuntungan Anda sama dengan potensi kerugian. Ini hanya akan berhasil jika Anda benar setidaknya setengah waktu secara historis. Sementara itu, menggunakan rasio risiko 3:1 berarti potensi keuntungan tiga kali lebih besar daripada potensi kerugian, sehingga Anda hanya perlu benar setidaknya 25% dari waktu untuk mendapatkan profit. Berikut adalah formula yang berguna jika Anda ingin mencoba bermain-main dengan win rate dan rasio risiko: Rasio risiko yang diperlukan = (1 / win rate) - 1 Persentase win rate minimum = 1 / (1+ rasio risiko) Dengan menggunakan formula di atas, kita dapat memastikan bahwa persentase win rate yang diperlukan untuk rasio risiko 1:1 adalah setidaknya 1 / (1+1) = 0,50%. Demikian pula, jika Anda hanya memiliki win rate 40%, maka Anda harus mencari trading dengan rasio risiko yang setidaknya (1/0,4) - 1 = 1,5:1 untuk dapat berkelanjutan dalam jangka panjang. Lebih lanjut lagi, kita dapat melihat bahwa memungkinkan digunakan rasio risiko kurang dari 1:1 jika Anda memiliki win rate yang fantastis. Sebagai contoh, Anda dapat menggunakan rasio risiko 0,4:1 jika Anda memenangkan trading setidaknya 1 / (1+0,4) = 71% dari waktu. Mudah, bukan? Mudah?! Sebelum Anda menghitung rasio risiko yang lebih dipersonalisasi untuk Anda dan mengikutinya dengan ketat, Anda harus ingat bahwa menggunakan win rate untuk mencari rasio risiko yang baik hanya mencapai sebatas permukaan. Jika Anda ingin mendapatkan rasio yang lebih sesuai untuk trading Anda, Anda juga dapat mengambil informasi dari harapan trading, kondisi trading saat ini (rasio risiko tinggi lebih baik pada tren), dan rentang volatilitas rata-rata pasangan mata uang itu. Seperti halnya banyak hal dalam trading forex, tidak ada satu rasio risiko-keuntungan yang akan bekerja dengan baik untuk setiap trader dan setiap trading. Tetapi, selama Anda memperhatikan peluang Anda dan berusaha mengelola risiko Anda, maka pada akhirnya Anda akan menemukan cara untuk menghasilkan profit secara konsisten.