Mengapa Revenge Trading Bukanlah Pilihan Terbaik

Mengalami kerugian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perdagangan forex seperti halnya dengan transaksi yang menguntungkan. Sayangnya, banyak trader terlalu mengambil kerugian secara pribadi dan berakhir dengan melakukan revenge trading.

Revenge trading umumnya dipicu oleh ketakutan akan kesalahan. Biasanya terjadi saat seorang trader, yang baru saja mengalami kerugian frustasi, memutuskan untuk mengganti kekalahan tersebut dengan melakukan transaksi yang lebih agresif pada transaksi berikutnya.

Hal ini berbahaya bagi akun Anda karena dua alasan utama.

1. Mengorbankan Disiplin Perdagangan

Revenge trading membuat Anda melupakan disiplin perdagangan Anda. Fokus Anda berpindah dari proses perdagangan dan manajemen risiko yang baik untuk mencoba menghasilkan cukup uang guna mengembalikan kerugian dengan melakukan transaksi tanpa pertimbangan matang. Berdagang berdasarkan emosi dan keberuntungan bukanlah perdagangan, melainkan perjudian. Tanpa adanya rencana manajemen risiko, akun Anda bisa mengalami kerugian satu demi satu.

Ini juga merupakan situasi yang merugikan. Jika kalah dalam revenge trading, Anda akan semakin dalam dalam kerugian dengan transaksi yang sebelumnya tidak direncanakan. Jika menang, Anda akan berpikir bahwa berdagang berdasarkan naluri dan emosi berhasil, dan Anda tergoda untuk melakukannya lagi.

2. Tindakan Revenge Trading

Revenge trading dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, tetapi yang paling umum adalah saat trader melakukan transaksi impulsif (dan biasanya lebih besar) setelah mengalami kerugian yang membuat frustasi, dengan harapan mendapatkan kembali uang yang hilang. Berikut beberapa contoh lainnya:

  • Ian mengalami kerugian sebesar $97 dari posisi jual $100 yang dia tempatkan pada pasangan mata uang USD/JPY. Meski harga pasangan mata uang tersebut terus naik, Ian masih yakin pada ide transaksinya. Ia menyesuaikan stop loss-nya dan menunggu pembalikan harga. Dua jam kemudian, stop loss-nya terkena. Akhirnya, ia kehilangan $250 daripada risiko awalnya sebesar $100.
  • Mika baru saja kehilangan $50 dari transaksi yang awalnya menguntungkan hanya beberapa jam setelah stop loss-nya terkena. Merasa frustasi, ia memutuskan untuk menggandakan risiko dan memasang $100 pada transaksi berikutnya, dua kali lipat dari risiko yang biasanya ia ambil. Karena tidak ingin mengalami kerugian lagi, ia menjual posisinya segera setelah merasa "mengembalikan" $50 yang hilang.

Meskipun hasil yang didapat berbeda, baik Ian maupun Mika bersalah melakukan revenge trading. Ian kehilangan lebih dari dua kali lipat risiko awalnya untuk memastikan bahwa ide transaksinya benar, sementara Mika melakukan transaksi yang lebih agresif dari biasanya dan kehilangan potensi keuntungan dengan menutup posisi yang seharusnya menguntungkan. Keduanya mengabaikan strategi biasa yang mereka gunakan demi menghindari kerugian.

Untungnya, ada beberapa cara untuk pulih dari keinginan revenge trading. Mari kita lihat beberapa di antaranya:

1. Berhenti sejenak dan bersihkan pikiran setelah mengalami kerugian yang membuat frustasi.

Lakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan perdagangan dan kembali hanya setelah Anda menyadari bahwa mengalami kerugian adalah bagian dari permainan.

2. Catat alasan mengapa Anda mengalami kerugian pada transaksi tersebut.

Identifikasi apa yang salah dengan transaksi Anda dan fokus untuk meningkatkan proses perdagangan Anda sehingga rasa bahwa pasar berkonspirasi melawan Anda dapat berkurang.

3. Catat pemicu dan tanda-tanda revenge trading pada jurnal perdagangan Anda.

Apakah Anda melakukan revenge trading saat melakukan transaksi dengan posisi besar atau ketika terkena katalis tak terduga? Biasakah Anda menggigit kuku, ngemil makanan ringan, atau marah pada kucing sebelum melakukan revenge trading?

Mengenali pemicu tersebut membantu Anda mencegah diri sendiri dari melakukan revenge trading yang lebih banyak.

4. Percayalah pada sistem perdagangan Anda!

Jika Anda telah menguji sistem Anda dan mengikuti rencana perdagangan Anda dengan 100%, maka Anda tidak akan terlalu mempermasalahkan kerugian karena Anda tahu bahwa angka-angka akhir akan berakhir menguntungkan bagi Anda.

5. Terapkan manajemen risiko.

Ingatlah bahwa bahkan trader yang konsisten menghasilkan keuntungan juga memiliki hari-hari buruk dalam perdagangan. Semuanya merupakan bagian dari permainan.

Ingatlah bahwa kerugian bukan berarti pasar berkonspirasi melawan Anda. Pasar tidak peduli dengan perasaan Anda atau seberapa baik ide transaksi Anda. Sebenarnya, tugas kita sebagai trader adalah berdagang berdasarkan apa yang kita lihat, bukan apa yang kita pikirkan. Lepaskan ego Anda dan fokuslah pada mendapatkan satu transaksi yang baik setelah yang lainnya.

Bukanlah tentang diri Anda, tetapi tentang perdagangan forex itu sendiri.